Senin, 18 Agustus 2014

Negeri Di Awan Katon Bagaskara


Di bayang wajahmu
kutemukan kasih dan hidup
yang lama lelah aku cari
di masa lalu

Kau datang padaku
kau tawarkan hati nan lugu
selalu mencoba mengerti
hasrat dalam diri

Kau mainkan untukku
sebuah lagu
tentang neg'ri di awan
dimana kedamaian menjadi istananya
dan kini tengah kau bawa
aku menuju kesana oh.. hoo

Ternyata hatimu
penuh dengan bahasa kasih
yang terungkapkan dengan pasti
dalam suka dan sedih

Surat Niaga


PT USAHA MANDIRI
Jl. Soedirman No.18
Semarang



No. 100/PP/VIII/14                                                                               16 Agustus 2014

Yth. Manajer Pemasaran PT. Usaha Tirta Jaya
Jl. Soekarno Hatta No 11
Semarang



Hal : Permintaan Penawaran


Dengan hormat,
Berkenaan dengan tahun anggaran 2014 tersedia anggaran untuk pembelian komputer.
Dari salah seorang relasi, kami memperoleh keterangan bahwa perusahaan Saudara bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan mesin kantor yang berkualitas baik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami meminta agar Saudara membekalkan dan kirimkan surat Penawaran mengenai peralatan dan perlengkapan komputer.
Disamping itu, kami minta dikirim leaflet, katalog dan brosur barang tersebut.

Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.

                                                                                                         





   Hormat kami,




                                                                                                       Sekar Dewi
                                                                                                       Direktur Utama








PT USAHA TIRTA JAYA
Jalan Soekarno Hatta No 11, Semarang


Nomor             : 05/MD /SP /x-08                                                                    17 Agustus 2014
Lampiran          : -
Hal                   : Penawaran Barang

Yth. Pemilik PT Usaha Mandiri
Jalan Soedirman No 18
Semarang

Dengan hormat,
Demi terciptanya suasana yang nyaman serta tahan terhadap situasi ekstrim dan cuaca yang tidak menentu kami telah berupaya memproduksi barang-barang rumah tangga. Untuk itu, kami telah mengirimkan peralatan dan perlengkapan komputer lengkap dengan rincian harga dan kualitasnya.
Kami juga memberikan diskon menarik, yaitu:
·    Pembayaran tunai 30%
·    Pembayaran maksimal 2 bulan 20%
·    Pembayaran maksimal 4 bulan 15%

Semoga anda berminat untuk menjalin kerja sama dengan kami melalui produk kami tersebut. Pesanan saudara sangat kami tunggu. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,



        Laelatul Alfiah
Manajaer Penjualan

















PT. USAHA MANDIRI
Jl. Soedirman No.18
Semarang
========================================================================
                                                                                                                           18 Agustus 2014
Nomor    : 101/PB/VIII/14
Hal          : Pemesanan barang
Kepada,
PT. Manajer Pemasaran PT. Usaha Tirta Jaya
Jl. Soekarno Hatta No 11
Semarang

Dengan hormat,

Menindaklanjuti surat penawaran Anda, tanggal 17 Agustus 2014, perihal penawaran komputer . Dengan ini, kami bermaksud memesan:
No.     Merek                 Jenis           Jumlah 
=================================
1       Apple                 PC              5    
2       HP                     PC              5
3       Intel Core I5         PC                    4
4       Intel Core i3          PC                    4
=================================

Keseluruhan barang yang kami pesan harap dapat kami terima selambat-lambatnya tanggal 20 Agustus 2014

Pembayaran terhadap seluruh pesanan kami, akan dilunasi setelah barang kami terima dengan cara tunai. Sebagai bukti keseriusan kami memberikan uang muka sebayak 50%.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.





Hormat kami,




                                                                                                       Sekar Dewi
                                                                                                       Direktur Utama




PT USAHA TIRTA JAYA
Jalan Soekarno Hatta No 11, Semarang




A description...

                                                                                                                                                     
A description...


Nomor       :  06/PB/VIII/14                                                19 Agustus 2014
Lampiran  :  2 (dua) lembar
 Hal           :  Pemberitahuan Pengiriman
                     Barang




Kepada
PT Usaha Mandiri
Jalan Soedirman No 18
Semarang




Dengan hormat,

Surat Saudara tertanggal 18 Agustus 2014 dengan Nomor: 101/PB/VIII/14 perihal pesanan komputer sudah kami terima dengan baik.

Dengan ini kami beritahukan bahwa barang pesanan telah kami kirim dengan paket kilat ELTEHA. Barang pesanan dikemas menggunakan pengepakan khusus dan kertas rumput agar tidak mengalami kerusakan ditengah perjalanan.
                                                                
Bersama ini pula kami lampirkan packing list beserta faktur seharga
Rp 46.000.000,00 (empat puluh enam juta rupiah) atas pembelian 5 PC Merk Apple dan 5 PC Merk HP, 4 PC Merk Intel Core 15 & 4 PC Merk i3 . Bersama barang pesanan kami kirimkan pula hadiah langsung berupa speaker & printer karena Saudara memesan sebelum tanggal 20 Agustus 2014, sesuai dengan penawaran dari kami. Setelah barang diterima hendaknya pembayaran segera dilunasi.

Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.




Hormat kami,


PT USAHA TITRA JAYA














Laelatul ALfiah


Manajer Penjualan

Silsilah Ramayana

Silsilah Mahabarata

Rabu, 05 Maret 2014

Naskah Drama


Kesalahpahaman
    Beberapa orang bergerombol di sekolah,mereka terdiri dari orang tua dan anak , ada juga kakak beradik . masing-masing dari mereka tengah menemani anak ataupun adik mereka untuk mendaftar program  penerimaan siswa baru disebuah SMA
  Rani :  “ Ran ,sudah kamu bawa semuanya kan ? “
  Reni  : “  Loh , kan kakak yang menyiapkan semuanya “  ( berpaling melihat kakaknya )
  Rani : “ Oh iya , kakak lupa ! “ ( membuka tas dan meneliti barang yang dibawanya )
  Reni : “ Yah mulai lagi deh sifat lupanya “
  Rani : “ Kamu itu ,( mencubit pipi Reni ) selalu aja ngejek kakak ! ”
Tiba –tiba terdengar sebuah pengumuman 
   “Bagi calon siswa baru bernama Reni Agatha untuk bisa datang ke ruang Tata Usaha “
  Reni : “ Loh ,kok aku dipanggil sih kak ? “ (menunjuk ke speaker sumber suara )
Reni dan Rena pun berjalan ke ruang Tata Usaha ,Sesampainya disana mereka lantas bertanya pada petugas disana.
  Rani : “Maaf Pak , kenapa adik saya dipanggil ? “
  Petugas TU : “ Begini mbak,disini ada kekeliruan penulisan yang dilakukan oleh Reni ,adik        mbak “   ( menunjukkan formulir yang salah )
Rani mengambil formulir itu dan mendekat kearah Reni lalu memperhatikan formulir itu
  Reni : “Kenapa kak ? ( menoleh kearah kakanya )
  Rani : “ Ini ,kamu salah tulis formulir “ (menyerahkan formulir kepada Reni)
  Reni : “ Oh “ ( melihat dan membaca formulir ) ,
             “Eh , ini punya siapa ? “
  Rani : “ Sini kakak lihat “ (mengambil formulir dari tangan Reni )
Terdengar suara langkah kaki ke arah Rani dan Reni
  Mawar: “ Maaf ,itu punya saya , ini formulir milik anda “ (menyerahkan formulir yang tertukar )
  Rani: “ Oh, ini “ (Rani mengangkat kepala lantas kaget )
        “KAMU ! “ (berseru sambil menunjuk kearah mawar )
      Mawar : “Rani ! “
       Rani : “Kenapa kamu disini ! “ ( bertanya dengan suara lantang )
       Mawar : “ Tentu saja mengantar adikku Melati yang akan bersekolang disini “ ( menunjuk melati yang berdiri tak jauh dari Reni )
       Rani : “ Ini formulirmu “ (menjatuhkan formulir dan mengambil formulir Reni yang asli )
                  “ Reni ayo kita pulang ! “ ( menyeret tangan Reni )
Rani dan Ranipun pergi meninggalkan Mawar dan Melati.
      Melati : ” Kak, kenapa kakak itu marah sama Kakak ? ” ( menunjuk kearah Rani)
      Mawar : “ Nggak,nggak kenapa-napa kok “ (mengambil formulir yang sebelumnya dijatuhkan oleh Rani )
***
Rani duduk di sofa rumahnya disusul Reni yang masih berdiri
     Reni : “Kakak kenapa marah sama orang itu ? “
Rani tetap diam  sambil melipat tangan
    Reni : ” Kak ! jawab Reni ! “ ( sedikit berteriak)
Rani: “Karena kakak benci”
Reni: “Benci ? tapi kenapa”
Rani:”Karena dia, salah karena keluarganya yang telah membuat keluarga kita bangkrut”(mendongak menatap Reni dan kembali bersikap dingin)
Reni: “Bangkrut! Tapi kita kan tidak bangkrut kak”
Rani:” Itu semua terjadi saat kamu masih berumur tiga tahun ,saat itu ayah Mawar yang telah merugikan perusahaan kita dengan membocorkan rahasia perusahaan sewhingga keluarga kita bangkrut”
Reni:” lalu apa yang membuat kakak terlalu benci ?“
(Rani berdiri dan menatap adiknya)
Rani:”Kamu tahu ? Papa meninggal karena perusahaan kita bangkrut ,dan terpaksa kakak bewrhenti beberapa tahun kuliah agar bisa bantu mama membangkitkan perusahaan kita lagi” (menitikan air mata).”Kakak dan mama berusaha sekuat tenaga ,bahkan kami sempat di hina karena itu dan penyebabnya adalah mereka,keluarga Mawar”
Reni:”(memeluk Rani) Kak,apa yang bisa Reni lakukan untuk membalas dendam “
Rani:”Kalahkan Melati dalam segala hal “
***
Pagi hari di sekolah ,murid-murid baru yang sedang masa orientasi siswa sedang berkumpul di lapangan dan tidak lama mereka bubar.
Reni:”Hati-hati Shin (melambaikan tangan kepada Shinta yang sudah pergi dan Reni pun pergi juga)
BRUUUUKKKKKKK
Mawar:”Aduh,maaf – maaf aku enggak sengaja”
 Reni :”Kamu lagi !(melihat wajah Melati) Nggak ayah ,nggak anak sama saja bikin orang lain susah !”(Reni pergi menuju kelas )
Mawar:”Apa maksudmu?”(Menarik lengan Reni(
Reni:”Tanya saja pada keluargamu”(melepaskan tangan Melati)
(Reni pergi meninggalkan Melati yang kebingungan setelah mendengar  kata yang disampaikan oleh Reni)
                                                                        ***       
Mawar:”Eh,adik kaka sudah pulang”(berjalan keruang tamu dan duduk)
Melati:”Kak,jujur deh sama Melati,apa yang terjadi antara keluarga kita dan keluarga Reni?”(melihat mata kakaknya)
(Mawar terdiam,lalu dia pergi)
Melati:”Kakak!(berteriak)Jawab Kak!”
(Mawar terdiam di tempat dan berbalik kea rah Melati)
Mawar:”Kamu tidak perlu tahu,ini urusan orang dewasa”(berjalan lagi ke dapur)
Melati:”Aku tak akan seprti ini kalau tidak mengungkit soal Bapak”(Suaranya meninggi)
Mawar:”Baik,kakak akan menceritakan.Sekarang kamu duduk dulu”
(Mawar dan Melati duduk di kursi)
Mawar:”Sebenarnya,merka salahpaham sama kita Mel.Mereka mengira Bapak membongkar rahasia perusahaan ,padahal itu tidak benar!Yang melakukan adalah Om Ridwan,tapi Bapak tidak mau mengungkapnya karena Om Ridwan sedang susah saat itu”
Melati:”Jadi,bapak tidak bersalah?”
(Mawar hanya mengangguk)
Mawar”Bahkan Bapak yang membantu mereka dengan menjadi investor yang tak pernah merka ketahui”
Melati:”Kak,kita harus bersihkan nama Bapak”
(Mawar berdiri pergi ke kamar dan kembali lagi)
Mawar:”Ini,adalah bukti jika Bapak tidak bersalah”(Menyerahkan bukti transaksi)
***
(Pagi hari sepi,hanya ada beberapa orang yang berada di dalam kelas)
Melati:”Ren”
Reni:”Kamu!Ngapain kamu kesini,ini bukan kelasmu!Pergi sana!(Tangannya mengacung ke pintu)
Melati:”Baik,aku akan pergi,tapi lihat ini dulu”(memberikan bukti transaksi)
Reni:”Apa ini?”(Nada suara kasar dan melihat kertas)
Melati:”Bukti transaksi kalau Bapakku talah menjadi investor di perusahaan kalian selama ini”
Reni:”Apa?”
Melati:”Bapakku tidak bersalah,Om Ridwan yang bersalah”(Reni terdiam sambil melihat bukti transaksi-transaksi itu)
Reni:”Kakak harus tahu itu”
Melati:”Ya”
***
(Rani dan Reni berada di sebuah cafe)
Rani:”Tumben kamu bawa kakak kemari”
Reni:”Ada kejutan”(mengerjapkan mata).”Itu mereka”(menunjuk Mawar dan Melati)
Rani:”Kenapa ada mereka?”
Reni:”Ini kejutannya”
Melati:”Kak Rani jangan marah dulu,aku dan Reni akan menjelaskan”
Reni:”Benar kak,Reni pingin menjelaskan sesuatu”(mengeluarkan bukti transaksi dari dalam tasnya dan memperlihatkan ke kakaknya)
Rani:”Apa ini?”
Melati:”Itu adalah bukti transaksi yang dilakukan oleh investor yang tidak dikenal dan itu Bapakku”
Reni:”Ayahnya tidak bersalah,hanya kesalahpahaman saja kak”
Rani:”Jadi kita salah sangka selama ini?”
Reni:”Iya kak”
Rani:”Mawar,Melati aku mewakili keluargaku minta maaf”
Mawar:”Iya,tak apa-apa”(tersenyum dan mereka berjabat tangan)


 
-END-

Rabu, 20 November 2013

seminar



Seminar

   Pertemuan dengan bapak Budi Maryono di sekolah sangat bermanfaat dan menambah ilmu kita semua. Pak Budi Maryono adalah seorang cerpenis. Dia menulis banyak cerpen salah satu cerpennya yang berjudul lebah yang ia bacakan di depan kami semua. Makna cerpen lebah itu sangat mengagumkan yaitu ” jika pemimpin Negara bertidak seenaknya maka Negara itu akan hancur’’. Selain itu dia juga menulis puisi. Saat Pak Budi Maryono disekolahku dia memberi tahu bagaimana  cara menulis cerpen yaitu dengan cara imajinasi.Dia juga memberitahu tentang bagaimana cara membaca cerpen dan dia menceritakan tentang dulu saat dia membuat cerpen karena dorongan ekonomi. Saa kuliah dulu kakaknya dipecat dari pekerjaannya ,lalu Pak Budi memanfaatkan keahliannya dalam menulis , dia menulis apapun untuk dikirimkan kesebuah majalah agar mendapat uang untuk biaya kuliahnya.
   Pak Budi Maryono sangat baik hati dan dia sangat menginspirasi kami untuk menjadi orang yang sukses sepertinya.

Selasa, 19 November 2013

sahabat ku yang malang



Sahabat ku yang malang



Angin berhembus sangat kencang, langit gelap gulita seperti akan hujan. Pada siang itu aku berdiri di halte bus untuk menunggu bus. Aku sedang menengok ke samping terlihat seorang wanita yang mengendong bayi dan membawa tampah, bajunya sangat lusuh seperti tidak diganti selama berhari hari. Dia berjalan ke arah ku dia semakin dekat setelah aku perhatikan ternyata dia adalah devi teman SD ku dulu. Akupun bertanya padanya
”Devi, lama ya kita tidak berjumpa?’’. Tanya ku
’’iya apa kabar kamu ?’’jawabnya
’’aku baik baik saja, bagaimana dengan mu?’’tanya ku kembali
’’aku juga baik’’.jawabnya
’’ngomong-ngomong sedang apa kamu disini?’’tanya ku
’’aku sedang berjualan gorengan.’’katanya
’’lalu dimana suami mu kenapa kau jadi seperti ini bukankah dulu kau anak yang relatif kaya?’’ kata ku
’’ya beginilah nasib ku sekarang’’ kata devi
’’bagaimana kamu bisa jadi seperti ini?’’ tanya ku
’’Begini ceritanya dulu setelah kita lulus SD aku di jodohkan oleh orang tua ku dengan laki-laki yang tidak aku cintai, bahkan aku tidak mengenalnya sama sekali. Setelah beberapa bulan aku menikah dengannya, bisnis ayah ku semakin hari semakin menurun samapi suatu saat bisnis ayah kupun bangkrut sampai dia tidak memiliki apa-apa lagi. Setelah mengetahui ayah ku bangkrut suamiku sering marah-marah dan menyiksaku tanpa sebab dan setiap hari dia mabuk-mabukan jarang pulang selalu meminta uang padaku untu bersenang-senang. Jika aku tidak memberinya uang dia akan menghajarku. Setelah beberapa lama ayah dan ibu ku datang ke rumah ku mereka ingin tinggal bersama kami. Setelah beberapa lama aku mengetahui bahwa suamiku hanya menginginkan harta orang tua ku. Setelah itu suamiku pergi berminggu-minggu dia tidak pulang. Kemana suamiku ?’’ tanyaku. Suatu malam yang gelap gulita aku mendengar suara orang mengetuk pintu rumah ku. Aku membuka pintu itu alangkah terkejutnya hatiku, suamiku kembali dengan keadaan yang sangat mengenaskan, bajunya berlumuran darah, tulang kakinya patah dan wajahnya sangat malang. Keesokan harinya aku bangun aku terkejut karna ada dua orang didepan rumahku badanya besar dan kekar mereka seorang penagih hutang. Mereka memintaku untuk melunasi semua hutang suamiku. Saat itu aku sadar bahwa suamiku kembali dengan membawa hutang. Ayah dan ibuku menyesali kenapa dulu mereka menjodohkan ku padanya.
’’nok maafkan ayah dan ibu karna telah membuat mu menderita seperti ini’’. Kata mereka
’’tidak ayah, ibu mungkin ini adalah cobaan dari Allah untuk ku’’. Jawab ku
’’tapi seandainya jika ayah tidak memaksamu menikah dengannya semua ini tidak mungkin terjadi’’. Kata ayahku
’’sudalah ayah semua ini sudah terjadi kita jalani saja’’. Kataku. Sampai saat ini kondisiku begini. Inilah kondisiku sekarang andien’’.
’’eh sudsh sore aku pulang dulu ya dev’’kataku
’’baiklah aku juga ingin pulang’’ kata devi.
Buspun datang dan aku pergi meningalkan dia di halte sendirian dengan wajah yang mengenaskan, dan awan yang mendung dia duduk di bangku halte dengan kerumunan orang-orang yang berdiri yang tidak mengangapnya.